Rabu, 22 Februari 2012

What sex could do to your relationship . . .


mungkin beberapa orang berfikir, sex before marriange will do no harm to their relationship. Malah bisa bikin tambah deket dan saling cinta. Itu dia yang namanya salah presepsi. Efek buru sex terhadap hubungan pacaran emang seringnya ketutupan sama sesuatu yang semu. Baca artikel yang ini supaya ngga ‘ketipu’ .

1.    Lose it’s innconet fun
Nggak perlu munafik, sex is fun, who can argue with that? Tapi apa perlu kamu merasakan the fun of sex dimasa muda? When you can have sooo many other kind of fun. Adults nggak terlalu punya fleksibilitas untuk hang out, make new friends, pake baju baju yang lagi ngetrend, going to the hip place, or try new things, maybe that’s why God created sex for them =) . sedangkan buat kita, kesempatan terbuka selebar lebarnya. You can try any kind of innoncent fun with your boyfriend. You don’t need sex. Karena sekali kamu merasakan sex sama pacar, itu bisa jadi kegiatan paling fun, padahal kalau dipikir pikir, apa yang fun kalo melakukan sex yang udah pasti disertai rasa bersalah, bahkan kadang membuat kita sebagai cewek merasa sangat menyesal.

2.     Sex forms pseudo bond
Sekilas sex memang terlihat dan terasa seperti melekatkan hubungan. Padahal ikatan yang terbentuk itu semu. “Romantic love is one of the most powerfull of all human experiences, it is definitely more powerfull than the sex drive” ….
Jadi bener kalau sex adalah kebutuhan manusia tapi bukan kebutuhan cinta. Cinta bisa berdiri sendiri tanpa sex. Ikatan ikatan yang muncul oleh sex itu ngga terbukti memperkuat rasa cinta yang tulus. Ikatan emosional mungkin aja dirasakan oleh pihak cewek, tapi belum tentu oleh si cowok .

3.     Lead to unsolved problems
Sex bisa dijadikan alat untuk memperbaiki masalah. Lagi lagi Cuma tipuan. Pasangan yang sudah mengenal sex, bisa berhubungan sex saat lagi berantem, lalu masalah yang ada dibiarkan menggantung gitu aja. Kalau udah gini, sex berfungsi jadi karpet yang menyipan banyak debu. Relationship yang dijalani pun makin ngga sehat karena menyimpan segudang masalah. Saat hubungan mulai terasa garing dan udah ngga ada kecocokan sama sekali pun, pasangan yang melakukan sex aktif bisa terus bertahan, Cuma karna hal yang satu itu. Makin ngga jelas deh dasar hubungan pacaran itu rasa sayang atau sex? Hhmmm ….

4.     Open to worst case scenario
Melakukan sex saat masih pacaran, berarti siap menghadapi konsekuensi terburuknya. Antara lain: terkena penyakit kelamin, yang cewek hamil, aborsi? Nikah muda, yang cowok berhenti sekolah untuk nyari kerjaan, yang cewek cuti sekolah untuk melahirkan, melupakan cita cita, kehilangan masa depan, dicemooh lingkungan sekitar, bikin malu orang tua, dll. Udah dosanya banyak, cobaanya juga. Itu semua kemungkinan yang terbuka lebar untuk pasangan yang melakukan sex diluar nikah.

5.     Possessive relationship
Sex sepantasnya dilakukan oleh sepasang manusia yang sudah menikah. Dimana mereka perlu mempunyai ikatan yang kuat untuk menjalankan hidup bersama dan membesarkan seorang anak. Tapi kalau dilakukan sama orang yang baru pacaran, kadang memunculkan hubungan yang over possessive. Jangankan menikah, tunangan aja belum, tapi udah melakukan sex yang lalu membuat pasangan saling memiliki satu sama lain secara berlebihan. Padahal sicewek dan cowok juga milik keluarganya, milik teman temannya. Sex juga bikin kita terjebak berfikir to spend the rest of our life with the guy, padahal siapa tau ada orang yang lebih baik untuk kita dan untuk si dia di luar sana .

6.     Sex changes everything
Sex change the nature of the relationship. Relationship dengan dan tanpa sex jauh berbeda. Tanpa sex, relationship seumuran kita is about sharing, communicating, spending time together, getting to know each other’s personality, solving problems, and breaking up saat memang harus putus. Tapi dengan sex before married, relationship is more about, bonding, physical connection, hidden agenda and cover up problems. Sex merusak hubungan pacaran yang seharusnya menyenangkan, jadi penuh rasa bersalah .

Kamis, 16 Februari 2012

BERPISAH !

Tak ada perpisahan yang ringan dan mudah. Bahkan ketika yang berpisah sudah sama-sama bersepakat untuk berpisah.
Saat berpisah, tak ada peluk yg cukup nyaman untuk meredakan tangis. Dan tak ada cium yg cukup lama untuk menghentikan waktu.
Lucunya, berpisah untuk sementara dan berpisah untuk selamanya seolah tak ada yang berbeda. Sama-sama sendu, sama-sama luka.
Kadang, dari apa yang sudah dimulai memang harus ada yang kita akhiri. Agar tak muncul luka lagi, agar tak ada sakit lagi.
Dalam sebuah hubungan, ada saatnya kita mengambil jalan sendiri-sendiri. Untuk belajar lagi mengenal dan memahami hati.
Saat berpisah, tak ada kata yang cukup untuk menenangkan hati. Dan tak ada janji yang cukup untuk melegakan diri.
Bagian terindah sekaligus terburuk dari sebuah perpisahan adalah: selalu ada yang tersisa....